SMA BOPKRI 2 Yogyakarta berupaya membekali para siswa kelas XII tidak hanya dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga membekali para siswa melalui sisi yang lain. Pengembangan emosional dan spiritual agar siswa menjadi pribadi yang kuat menghadapi persoalan-persoalan dan menyadari setiap siswa memiliki potensi yang sangat mungkin untuk dikembangkan, yang kelak menjadi bekal kehidupannya di masa mendatang menjadi sisi lain yang perlu diperhatikan juga. Untuk itu, kegiatan Penguatan Spiritualitas menjadi kegiatan akhir yang diagendakan bagi siswa kelas XII sebelum memasuki ujian akhir agar siswa yakin dengan keputusan dirinya bahwa hidupnya akan berarti dalam masyarakat kelak, membanggakan orang tua, sekolah, bangsa dan negara.
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta fokus pada pembentukan soft skill dengan implementasi nilai-nilai Ke-BOPKRI-an sehingga membentuk karakteristik yang tepo sliro, berintegritas, dan multikultural. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah “Penguatan Spiritualitas Siswa Menjadi Pribadi yang Unggul”. Kegiatan ini bertujuan membantu para siswa kelas XII untuk menggali potensi diri, membantu siswa memahami arah tujuan hidup, menanamkan kepercayaan diri, membangun kembali relasi kepada Tuhan, membangun dan mewujudkan harapan serta memotivasi untuk berjuang meraih mimpi.
Kegiatan penguatan spiritualitas dilaksanakan 13 - 15 Januari 2022 bertempat di aula SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Hari pertama dimulai pukul 07.00 WIB. Kegiatan ini tidak mengizinkan siswa untuk membawa HP. Tampil sebagai pembicara pertama adalah Kepala SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, Dr. Sri Sulastri, M.Pd., dengan paparan Aku dan Hidupku. Membahas luka batin yang pernah dialami. Luka Batin yang tergores di hati setiap orang pasti berbeda-beda, tetapi bagaimana cara kita menerima dan memaafkannya tanpa menyimpan dendam adalah cara terbaik untuk kita belajar. Setiap siswa juga diminta untuk menuliskan luka batin yang pernah dialaminya dan masih membekas di sebuah kertas berbentuk love berwarna hitam dan dikumpulkan sesuai dengan guru pendamping sharing yang telah dipilih oleh para siswa. Agenda kegiatan tidak hanya diisi oleh pembicara saja tetapi para siswa juga berpartisipasi aktif dengan menampilkan drama kelompok. Drama yang ditampilkan pada hari pertama terdiri dari empat kelompok. Hal yang bisa diambil dari drama yang ditampilkan berkaitan dengan diskiriminasi, perundungan, dan patah hati yang dikemas dengan gaya yang berbeda oleh setiap kelompok sehingga penonton dapat mengambil value.
Sesi selanjutnya dengan tema Aku, Keluargaku, Temanku, dan Lingkunganku. dengan pembicara Guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, Dwi Winarto, M.Th., yang memberikan motivasi dengan memutarkan sebuah video yang berisikan orang-orang hebat tetapi dibalik kehebatannya memiliki keterbatasan fisik yang berarti kita yang diberikan Tuhan fisik yang sempurna seharusnya mampu untuk mengembangkan kemampuan yang kita miliki dengan maksimal. Di sesi ini setiap siswa diwajibkan menuliskan harapan atau mimpi di kertas berbentuk love berwana merah dan digantungkan pada pohon harapan. Kertas yang digantungkan itu menjadi lambang bahwa setiap orang memiliki mimpi yang akan digapainya dan berharap akan terwujud dengan setiap usaha yang dilakukan oleh setiap pribadi siswa.
Hari kedua kegiatan penguatan spiritualitas diawali dengan refleksi kegiatan hari pertama dan memuji Tuhan yang dibawakan oleh siswa kelas XII. Pembicara pertama diisi oleh tim Eduprime yang bekerja sama dengan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dalam menyiapkan bekal UTBK siswa kelas XII. Tim Eduprime membahas hal-hal yang berkaitan dengan SNMPTN dan SBMPTN dan memberikan banyak motivasi agar siswa terpacu dan optimis mendapatkan PTN dan memiliki masa depan yang cerah. Pesan yang menarik dari tim Eduprime, “Menjadi orang sukses itu sulit tetapi akan lebih sulit menjadi orang yang tidak sukses.”
Pembicara selanjutnya adalah Pendeta Eko Siswanto yang tidak kalah menarik karena gaya bicara yang tidak membosankan tetapi tetap masuk dalam konteks tema yang diangkat. Pendeta Eko Siswanto lebih menekankan dalam konteks kedewasaan dan hal yang terpenting adalah diri kita tidak hanya bertanggung jawab terhadap diri sendiri tetapi juga kepada orang lain. Sesi berikutnya bersama wakil kepala sekolah bidang Humas SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, Endah Nurshinta, M.Pd., dengan paparan materi tentang potensi diri melalui cerita-cerita yang disampaikan. Hingga sesi ini selesai kesimpulan yang dapat diambil yaitu kita harus bisa menggali dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri kita dan pastinya kita harus berani untuk mencoba. Hari kedua diisi pula dengan melanjutkan penampilan drama 4 kelompok siswa kelas XII. Penampilan drama pada hari kedua tidak kalah menarik dengan penampilan pada hari pertama. Tema yang diangkat mengenai diskriminasi, bullying, dan nilai jelek. Antusiasme para siswa untuk menyaksikan setiap penampilan sangat tinggi dan di setiap penampilan, peserta wajib menuliskan value yang di dapat. Penampilan menarik dari modern dance oleh Stephany dan Yuliana siswa kelas XI dan stand up comedy oleh Bayu Wibowo salah satu siswa kelas XI juga memberi warna potensi siswa di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang bisa menjadi contoh agar siswa kelas XII lebih termotivasi untuk menggali dan mengembangkan potensi diri yang dimiliki.
Hari terakhir para siswa mengenakan pakaian SMI dan diawali dengan refleksi kegiatan hari kedua. Di hari ketiga antusiasme semakin tinggi dalam mengikuti kegiatan penguatan spiritualitas, terlebih lagi di hari terakhir terdapat agenda game zone yang dilakukan secara berkelompok yang membutuhkan kerja sama antar anggota. Acara selanjutnya adalah sesi sharing bersama guru pendamping yang telah dipilih oleh masing-masing siswa. Dalam sesi ini, siswa bersama guru pendamping berbagi cerita terkait kegelisahan, ketakutan ataupun apapun yang dirasakan.
Akhir acara bersama Kepala Sekolah Dr. Sri Sulastri, M.Pd., dengan membangun suasana yang berbeda, memotivasi siswa dengan membawa pikiran siswa untuk mengingat kedua orang tua yang sedang berjuang mencari nafkah dan merupakan tempat pulang ketika dalam kondisi apapun. Melalui serangkaian kegiatan penguatan spiritualitas ini, diharapkan setiap siswa dapat memetik value selama tiga hari bersama-sama dan berharap menambah semangat pada diri para siswa dalam menggapai masa depan yang dituju. Pada akhirnya kegiatan penguatan spiritualitas siswa berjalan dengan baik, lancar dan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Tim Humas
_Maria Rini_